Seiring pesatnya
kemajuan teknologi informasi khususnya di bidang teknologi komputer dan
jaringan, keamanan dan isu yang kerap kali dibahas. Mulai dari ancaman
langsung para craker atau hacker jahat hingga acaman yang dilakukan
melalui program yang disebut malcode (malicious code). Suatu program
atau script apapun yang bersifat merusak atau merugikan dapat
katagorikan sebagai malcode termasuk virus komputer, worm atau trojan
horse. Selama lebih dari tiga dekade yang lalu, virus komputer telah
berkembang dari sekedar riset akademis menjadi masalah yang umum bagi
para pengguna komputer di dunia. Masalah terbesar dari virus ini berasal
dari penanggulangan efek kerugian yang ditimbulkan oleh penyebarannya.
Efek kerugian ini semakin menjadi dengan maraknya penggunaan internet
sebagai jalur komunikasi global antara pengguna komputer di seluruh
dunia.
Berdasarkan hasil survei CSI/FB sejak
tahun 1999-2006 pada sekitar 300-an responden dari berbagai organisasi
di Amerika Serikat, tentang kejahatan komputer dan keamanannya,
menyebutkan bahwa virus menempati urutan pertama sebagai kejahatan
komputer yang paling merugikan. Masih dari hasil survei tersebut,
dinyatakan kerugian rata-rata yang diderita organisasi-organisasi itu
akibat virus komputer ditaksir mencapai sekitar 38 juta dolar amerika
pertahun. Seiring dengan perkembangannya, virus komputer mengalami
beberapa evolusi dalam bentuk, karakteristik serta media penyebarannya.
bentuk evolusi tersebut dikenal dengan Perkembangan penyebaran malcode di Indonesia pada awalnya lebih banyak didominasi oleh worms dan virus yang
berasal dari luar negeri. Namun pada bulan Oktober 2005, dominasi ini
mulai runtuh dengan menyebarnya virus-virus lokal yang hampir ada
disetiap komputer di seluruh Indonesia, virus menyebar dengan sangat
cepat dan sangat membuat risih bagi pengguna komputer, dengan demikian
dibuatlah anti virus sebagai salah satu solusi mencegah penyebaran.
Metode pencarian virus yang paling sering di pakai oleh anti virus yaitu metode CRC-32 (Cyclic Redundancy Code). Metode CRC-32
merupakan teknik yang semulanya digunakan untuk mengecek kerusakan pada
file. Metode ini yang sering digunakan oleh anti virus lokal untuk
mengecek signature dari virus, tetapi teknik ini tidak efesien apabila
diterapkan pada malware yang sudah mengimplementasikan teknik
polymorph.. Kasus virus lokal sudah ditemukan penggunaan teknik
polymorph. Baik itu secara sederhana maupun kompleks. Cara yang biasa
digunakan yaitu :
- Merubah atau mengenkripsi nama variabel dan string
- Menambah atau mengurangi byte-byte tertentu di virus
- menggunakan engine polymorph tertentu
Jika secara normal
metode Crc-32 ini sangat gampang untuk dikelabui, hal ini dikarenakan
perubahan 1 bit kode pada program maka akan menyebabkan perubahan hasil
pengecekan CRC-32. Hal ini yang
melatarbelakangi mengapa “Teknik Pembuatan Anti Virus Dengan Metode
Pencarian Header File Data Sizeofcode Dan Addresofentrypoint Sebagai
Pattern Virus” diangkat sebagai judul skripsi, karena berdasarkan
pengamatan penulis walaupun virus sudah melakukan modifikasi terhadap
dos header dengan tujuan untuk memperkecil ukuran virus, tetapi data
optimal header dari virus yang berupa SizeOfCode dan AddressOfEntry, tidak akan berubah.
Download : Teknik Pembuatan Anti Virus Dengan MetodePencarian Header File Data Sizeofcode Dan Addresofentrypoint Sebagai PatternVirus